SEKILAS TENTANG DETERMINAN KOTA SEHAT - MRATODI

What i can share, i share

Kamis, April 28, 2016

SEKILAS TENTANG DETERMINAN KOTA SEHAT

Kota yang sehat merupakan cerminan dari kepedulian segenap perangkatnya serta warganya terhadap derajat kesehatan individu dan masyarakat. Konsep Kota Sehat sendiri bukan merupakan hal yang baru di Indonesia, mengingat pada periode tahun 1990-an Indonesia telah meluncurkan program Kota/Kabupaten Sehat yang mengacu pada Program Kerja Badan Kesehatan Dunia (WHO). Akan tetapi sampai dengan saat ini, terlepas dari berbagai macam penghargaan Pemerintah terhadap Kota/Kabupaten Sehat, tidak ada satupun kota di Indonesia yang masuk ke dalam 50 besar Kota Sehat di Dunia. Di tambah fakta bahwa di lapangan Kota/Kabupaten yang menyabet gelar Kota/Kabupaten Sehat yang diberikan oleh pemerintah masih menyisakan berbagai permasalah pelik seputar kota dan kesehatannya.

Permasalahan utama dan mendasar dalam mewujudkan Kota Sehat di Indonesia adalah belum dipahaminya secara komprehensif tentang konsep dan kriteria kota sehat itu sendiri. Selain itu dengan kata “sehat” yang mengikuti kata “kota” maka diasumsikan bahwa yang menjadi tanggung jawab mewujudkan kota sehat adalah sektor kesehatan. Pola pikir sektoral dan dikotomi inilah yang menjadi blunder dalam mewujudkan kota sehat di Kota/Kabupaten Indonesia, padahal jika kita cermati setidaknya terdapat 10 faktor determinan terkait kriteria kota sehat yang ranahnya tidak hanya pada otorisasi sektor kesehatan semata. 

Lingkungan Alami 
Walaupun efek emisi rumah kaca di dunia 70% diantaranya disumbang oleh daerah perkotaan, akan tetap dengan jejak karbon yang dihasilkan dapat dikurangi dengan mengembangkan strategi komprehensif terkait penataan lingkungan yang mampu meningkatkan proporsi ruang terbuka hijau, penerapan konsep Green Building serta sistem transportasi publik yang berwawasan lingkungan.

Lingkungan Binaan 
Ketersediaan infrastruktur sanitasi yang memadai, pengelolaan kepadatan bangunan yang baik, ruang terbuka hijau dan perancangan infrastruktur transportasi dapat memperbaiki kondisi fisik perkotaan yang pada akhirnya diyakini mampu membantu masyarakat untuk mewujudkan pola hidup sehatnya.

Perencanaan Kota 
Perencanaan kota yang efektif tidak terlepas dari upaya menciptakan kota yang sehat, mewujudkan kesetaraan akan hak dan akses publik, serta penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan elemen estetik yang mampu mempromosikan kesehatan fisik dan mental sebagaimana kesejahteraan warganya itu sendiri.

Pendidikan 
Terkonsentrasinya populasi di wilayah perkotaan dapat menjadi faktor pendorong dalam upaya peningkatan akses sumber daya bidang pendidikan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa pada setiap setiap peningkatan taraf pendidikan pada wanita usia produktif maka angka kematian anak menurun hingga mencapai hampir 10%.

Transportasi 
Sebagai urat nadi aktivitas perkotaan, transportasi menjadi faktor determinan terhadap terwujudnya kota sehat. Tersedianya sistem transportasi publik yang efektif, penataan akses jalan yang ramah, aman dan nyaman terhadap pejalan kaki dan pengguna sepeda mampu mendorong ke arah perbaikan derajat kesehatan masyarakat perkotaan melalui aktifitas fisik yang memadai. Selain itu penataan sistem transportasi yang baik akan berdampak kepada penurunan kasus kecelakaan lalulintas dan pejalan kaki yang juga diikuti dengan perbaikan kualitas udara seiring dengan menurunnya tingkat polusi udara.
sumber disini


Tata Kelola Pemerintahan 
Tata kelola pemerintahan yang kuat dan efektif menjadi hal yang krusial bagi kesehatan perkotaan, dengan disertai komitmen politik yang kuat dari segenap pemegang kebijakan dalam melakukan penilaian, baik terhadap risiko kesehatan maupun keuntungan dari setiap kebijakan, program dan investasi yang bersifat lintas sektoral. Pemerintah sepatutnya dituntut untuk mampu menciptakan koordinasi dan keterlibatan lintas sektoral yang aktif dan bersinergi terkait pemenuhan aspek-aspek kota sehat.

Ikatan dalam Masyarakat (Community Cohesion) 
Kesehatan individu sangat berkaitan erat dengan seberapa kuat ikatan kekeluargaan yang ada dilingkungan atau masyarakat dimana individu itu berdiam. Dalam sebuah masyarakat yang tingkat ikatan kekeluargaannya kuat maka jarang ditemui kejadian yang mengarah isolasi sosial bahkan malah dapat mendorong lebih besar keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan menciptakan pemerintahan yang inklusif. Ikatan dalam masyarakat dalam bentuk rasa kekeluargaan, rasa kebersamaan, gotong royong dan saling tenggang rasa menjadi modal sosial yang kuat dalam mewujudkan konsep kota sehat.

Konsumsi Energi 
Kepadatan yang tinggi di setiap perkotaan memunculkan berbagai peluang dan kesempatan unik dalam usaha mengembangkan strategi terkait efisiensi energi dalam hal transportasi, perumahan serta pengelolaan limbah yang dapat mengurangi konsumsi sumber daya dan energi tak terbarukan disepanjang masa-masa krisis energi yang terjadi seluruh penjuru negeri.

Perumahan  / Pemukiman
Akses terhadap hunian yang layak, terjangkau serta aman mampu menarik investasi ekonomi, tenaga kerja yang bervariasi serta meningkatkan tingkat sosial dan pembangunane konomi yang merata diikuti dengan menguatnya rasa kebersamaan di masyarakat perkotaan.
 
Pembangunan Ekonomi 
Kesehatan yang baik berhubungan dengan perkembangan ekonomi yang positif. Kota sebagai motor penggerak aktivitas perekonomian dengan ekonomi berbasis perkotaannya diperkirakan berkontribusi terhadap GNP (Gross National Product) hingga lebih dari 50% pada negara berpenghasilan rendah, 73% pada negara berpenghasilan menengah dan 85% pada negara berpenghasilan tinggi. Perkembangan ekonomi yang positif dapat dimaknai sebagai kemandirian ekonomi sebagai unsur dasar menciptakan kestabilan sosial di masyarakat dan modal dalam menjalankan setiap program dan kebijakan yang telah direncanakan.

sumber gambar disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan bebas berkomentar asal sopan, bukan iklan ataupun spam (spam atau iklan akan saya delete)

Creative Commons License
All posted materials by MRATODI.NET is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.