Alkisah Ketika Harun Ar-Rasyid menyerahkan putranya kepada guru ngaji, beliau berkata,
"Wahai Ahmar, Amirul Mukminin telah menyerahkan belahan jiwanya dan buah hatinya kepadamu maka kamu sekarang bebas membentuknya. Ketaatanmu kepadanya wajib maka tunaikanlah pendidikan anaknya sesuai dengan keinginanmu, ajarilah bacaan Al-Qur'an, kenalkanlah hadits-hadits Nabi, ajarilah untuk mengenal syair-syair dan didiklah dengan sunnah-sunnah....Awasilah ucapan mereka dan jauhkan perkataan kotor, dan cegahlah dari tertawa kecuali pada waktunya dan jangan biasakan menghabiskan waktu kecuali untuk suatu yang kamu anggap manfaat tanpa harus membuat mereka mereka bersedih dan mematikan kreatifitas mereka. Janganlah terlalu toleran hingga anak terbiasa dengan hal itu dan luruskan sebisa mungkin dengan cara persuasif dan penuh lemah lembut. Akan tetapi bila membangkang maka kamu harus bersikap tegas dan keras"
Kisah tersebut saya sadur dari sebuah majalah Islami lawas yang saya temukan di salah satu tumpukan kamar saya sewaktu masih single dulu... Di kisah tersebut nampak khalifah Harun Ar-Rasyid sedang memberikan pesannya kepada calon guru mengaji putranya... Pesan tersebut walaupun bersetting dahulu kala, nampaknya masih relevan dan aplikatif dengan kondisi saat saya saat ini..
Salah satu kewajiban orang tua adalah menyediakan pendidikan yang baik bagi anak keturunannya.. Pendidikan yang baik serta merta menuntut sosok guru atau pengajar yang baik pula.. Nasihat pada kisah diatas merupakan sebuah dasar bagaimana seorang sosok guru atau pengajar itu harus bersikap dan bertindak terhadap mereka yang diajarnya...
Sekarang, saya coba mengambil penafsiran dan sudut pandang yang agak meluas dari kisah diatas.. Guru seperti yang disebutkan diatas saya andaikan bukan hanya sosok guru yang ada di sekolah atau madrasah formil, tapi juga termasuk kita, para orang tua...bukan kah kita semua pada hakikatnya guru yang utama bagi anak-anak kita??
Firman Alloh SWT :
”Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
(QS. Lukman: 17)
Apakah kita sudah menjadi guru yang baik?? apakah saya sudah menjadi guru yang baik???
Semoga Alloh SWT memberikan kekuatan dan Ilmu-Nya bagi kita semua...
referensi dari Tabloid Insani edisi Desember 2005
sumber gambar : filsafat.kompasiana.com
Sebenarnya rumah adalah madrasah pertama ya mas, dan yang bertugas menjadi guru tentu aja orang tua. Besar ya mas tugas orang tua... Belum kebayang gimana ntar jadi orang tua, hehe...
BalasHapusSemangat mas Todi....
Moga bisa jadi guru terbaik buat hanif ya mas (>o<)/
yah... salah satu yang terpenting bwt jadi guru adalah keikhlasan dan niat yang lurus...
BalasHapussemangat!! ane juga calon guru...tapi masih kesandung skripsi..hahaha
tertarik banget sama kalimat "tanpa harus membuat mereka mereka bersedih dan mematikan kreatifitas",.. baru tau tentang hal itu...
BalasHapusmudah2an saya bisa mendidik anak2 saya nanti kelak ya mas :D
BalasHapus@chici & @ananda: Aamiin Allohumma Ya Aamiin :)
BalasHapuspendidikan dalam rumah tangga saat ini telah diintervensi oleh undang2 buatan manusia, dengan dalih kekerasan dalam rumah tangga, kewenangan orang tua telah dikebiri.. semoga kita tidak memerlukan kekerasan dalam mendidik.. atau bui menanti.. :D
BalasHapusSmangat y mas. smoga Hanif bisa menjadi anak yang shaleh, menjadi qurrata a'yun bagi kedua org tuanya. Semoga klak sya jga mampu mnjadi guru yg bijak bwat anak-anak saya. Aamiin....
BalasHapusjadi orangtua memang anugerah... saat mendidik anak, sebenernya kita juga mendidik diri sendiri untuk selalu jadi manusia yg lebih baik agar pantes dijadikan panutan oleh anak... :)
BalasHapusmakasih sob.. ini merupakan sebuah pembelajaran utkku, karena skrg aku sudah menjadi seorg bapak.
BalasHapusbulan kemarin anak pertamaku udh lahir, semoga aku bs menjdi org tua yg baik utk anak2ku.
amiin
alhamdulillah saya dapat ilmu lagi dari kunjungan ini ... terima kasih sobat blogger mas todi
BalasHapusAku jadi teringat akan sebuah quote bahwa, "sebaik-baiknya orang adalah orang yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain". Menurutku itulah guru yang sebenarnya, dan seorang guru pun sampai kapanpun layaknya kita-kita yang masih haus akan pembelajaran juga membutuhkan pembelajaran juga untuk menjadi lebih baik lagi...
BalasHapussemoga nyambung.... :D
@MahdiahMaimunah : Aamiin Allohumma Ya Aamiin..
BalasHapus@Penghuni 60 : wah, selamat ya sob..semoga jadi anak yang sholeh/sholehah ya sob :)
@auliadriani : betul sekali mbak apa kata mbak...menjadi panutan adalah sebuah kewajiban dan tantangan tersendiri buat orangtua..
BalasHapus@Sam: nyambung aja kok sob :)
pendidikan pertama dan utama adalah pendidikan dari keluarga, orang tua khususnya. karena pendidikan pertama itu akan membawa dampak yang besar untuk anak di kemudian hari. semoga kita bisa memberikan yang terbaik yaa om untuk orang2 yang kita sayang. :)
BalasHapussudahkah kita menjadi guru yang baik? pertanyaan ini akan terus terngiang dan membuat kita bertumbuh.. terimakasih karena aku, kita dan anda adalah guru-guru terbaik yang bisa menjadi inspirasi untuk sekitar. Nice post Abi Hanif!
BalasHapusbenar2 blogger keluarga yg bersahaja. petuah2 ringan yg penuh hikmah sllu sya temukan disini.
BalasHapusdan horeeeee... akhirnya sya bisa komen lhi. hohohoo
*speechless....
BalasHapusjadi pingin berusaha buat jadi yg terbaik...hahahaha...
semangat mas...keep writing....
Terima kasih, tulisan in bener bener menginspirasi, bagaimana seharusnya kita bertindak :)
BalasHapus