Jika dahulu, gejala perilaku individu dapat
dibaca melalui tulisan atau tanda tangan, maka di era digital ini ternyata
kondisi psikologis seseorang dapat dibaca melalui pola perilaku dan
kebiasaannya di media sosial, khususnya Whatsapp. Apa saja yang bisa kita pelajari? ini dia daftarnya
- Jika seseorang membalas chat anda hanya dengan menggunakan emotikon atau
stiker tanpa kata-kata, besar kemungkinan menandakan yang bersangkutan ingin
mengakhiri chat dengan anda. Whatsapp sendiri
telah terbukti menjadi platform yang dianggap paling memadai
berkenaan kemampuannya untuk memfasilitasi ekspresi negatif1.
- Penggunaan emoticon BELUM TENTU mewakili perasaan yang
sesungguhnya. Misal saat chat lawan bicara anda mengirimkan emoticon "Tertawa
Ngakak", maka belum tentu ekspersi aslinya seperti itu. Mungkin saja partner chat anda
mencoba menghargai guyonan anda misalnya. Dampak negatif
dari penggunaan emotikon sendiri menurut penelitian diantaranya adalah
kemampuannya untuk memicu permasalahan seputar interaksi sosial hingga
spritual, apalagi jika digunakan secara berlebihan dan tidak pada konteksnya2. Dan tahukah anda, ternyata wanita cenderung lebih sering menggunakan
emotikon dibandingkan pria lho3.
- Orang-orang yang jarang memakai foto profil, atau tiba-tiba menghapus
foto profil, bisa jadi dia sedang dalam kondisi tertimpa masalah dikehidupan nyatanya, atau mungkin tipe "tertutup", menjunjung tinggi
sense of privacy, serta lebih nyaman dan secure dengan kondisi tanpa foto
profil. Hal ini diperkuat dengan penelitian di
tahun 2018 yang menyatakan adanya hubungan antara tampilan foto
profil Whatsapp dengan perilaku dan sifat penggunanya4.
- Ketika seseorang sedang menarik perhatian orang lain, umumnya hanya
membagikan status kepada orang yang itu saja. Perilaku
ini yang oleh Wee dan Lee disebut sebagai “seeking continued conctact”, dimana
sesorang akan memutuskan siapa saja yang dalam kontaknya yang dirasa intim dan dapat memasuki ranah interaksi terbatasnya5.
- Individu yang menggunakan foto profil dengan filter black and white,
atau yang terkesan gelap biasanya sedang berusaha menggambarkan kondisi
perasaannya saat itu. Orang yang seperti itu biasanya memiliki beban emosional
yang besar. Kombinasi warna tersebut sering
diasosiasikan dengan kedukaan atau rasa bersedih6.
- Tanda seseorang tidak menyukai chat dari anda, biasanya hanya mebalas
dengan singkat seperti "hmmm, ya, Ok atau bahkan hanya di read saja. Tapi
bisa saja yang bersangkutan dalam kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan
untuk typing terlalu panjang. Jadi berpikir positif lah, sekaligus tahu
diri..hehehe
So, ada yang mau ditambahkan? feel free to add
in the comment box
Referensi
- Waterloo, S. F.,
Baumgartner, S. E., Peter, J. & Valkenburg, P. M. Norms of online
expressions of emotion: Comparing Facebook, Twitter, Instagram, and WhatsApp. New
Media Soc. 20, 1813–1831 (2018).
- Yuan,
Y. & Li, Z. The Positive and Negative Functions of Emoticons. Can. Soc.
Sci. 15, 83–88 (2019).
- Al
Rashdi, F. Forms And Functions Of Emojis In Whatsapp Interaction Among Omanis. Georgetown
University-Graduate School of Arts & Sciences (Georgetown University,
2015).
- Ap,
A., Shah, K., Thomas, A. & Shrivastava, M. Users’ Personality Traits
Profiling based on their WhatsApp Display Pictures. J. Contemp. Trends
Bussiness Inf. Technol. 4, 48–59 (2018).
- Wee,
J. & Lee, J. With whom do you feel most intimate?: Exploring the quality of
Facebook friendships in relation to similarities and interaction behaviors. PLoS
ONE 12, (2017).
- Kaya,
N. Relationship Between Color and Emotion: A Study of College Students. Coll.
Stud. J. 38, 396–405 (2004).
Makasih pak. Tulisan ini informasi menarik.
BalasHapusMemahami orang lain,kini bisa dilihat dari interaksinya dengan media sosial.
Menyangkut ketidaksukaan sso terhadap chat kita di WA, saya pikir tepat adanya..
Panjang lebar diketik, responnya demikian. Maka terasa sakitnya ke mana2😀
Terimakasih kembali sudah mampir... kalo kasusnya seperti itu berarti peribahas yang cocok afalah "dari jari turun ke hati" 😅
BalasHapus