MASJID JAMI BAIT UR ROUF: PENDEKATAN ARSITEKTURAL UNTUK MEMAKMURKAN MASJID - MRATODI

What i can share, i share

Jumat, Mei 13, 2016

MASJID JAMI BAIT UR ROUF: PENDEKATAN ARSITEKTURAL UNTUK MEMAKMURKAN MASJID


Islam telah menganjurkan umatnya untuk memakmurkan masjid. Terminologi memakmurkan masjid menurut pemahaman awam saya ialah memaknai sebagai upaya “menghidupkan” geliat aktivitas umat, tidak sekedar aktivitas ibadah tetapi aktivitas sosial edukasi dan ekonomi kemasyarakatan, dan menekan pada aspek kualitas masjid lebih dari sekedar kuantitas masjid.

Dari sisi pengelolaan masjid berbagai cara dapat dilakukan untuk memakmurkan masjid, contohnya adalah Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Tapi bagaimana dari sisi Arsitektur? Menjadi tantangan bagi para arsitek adalah menghasilkan rancangan masjid dengan atmosfer yang mendukung setiap jenis dan fungsi kegiatan yang ada pada masjid itu sendiri serta berkontribusi terhadap usaha pemakmuran masjid. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana jalur mekanismenya? Pertanyaan ini sedikit tercerahkan saat saya melihat sebuah postingan di wall Facebook saya mengenai sebuah Masjid.

Adapun Masjid Jami Bait Ur Rouf yang terletak di distrik Faidabad Uttara, Kota Dhakka, Bangladesh yang menarik perhatian saya. Dirancang oleh seorang arsitek wanita bernama Marina Tabassum masjid ini yang terletak pada lahan seluas 7200 meter persegi ini menjadi salah satu karya arsitektur yang dinominasikan mendapatkan penghargaan Aga Khan Award.

tampak eksterior Masjid Jami Bait Ur Rouf
Pada masjid yang selesai dibangun pada tahun 2010 yang lalu ini tidak akan ditemukan kubah dan minareth layaknya pada masjid kebanyakan. Selain itu sang Arsitek sendiri menghindari penggunaan simbol agar ruang masjid tidak hanya digunakan sebagai sholat, tapi dapat digunakan untuk aktivitas sosial kemasyarakatan bagi jama’ahnya. Pemanfaatan cahaya dan banyak bukaan memungkinkan bangunan ini “bernafas” secara alami.

Karenanya masjid ini dianggap sebagai masjid yang ramah terhadap lingkungan. Lubang-lubang kecil pada bagian atap selain berfungsi sebagai sarana memasukkan cahaya ke dalam ruangan dan sirkulasi udara, juga mampu menciptakan kesan dinamis yang tidak monoton dengan permainan bayangan akibat pergerakan matahari yang tentunya sudah di perhitungan oleh sang arsitek.

suasana interior Masjid Jami Bait Ur Rouf
Denah Masjid Jami Bait Ur Rouf
Sang arsitek juga sangat menekan aspek spiritualism pada karya arsitekturalnya. Akses masuk ke ruang sholat dicapai dengan melalui semacam labirin yang dimaknai sebagai usaha untuk meninggalkan segala aspek keduniaan beserta hiruk pikuknya sebelum mencapai ruang utama. Ruang-ruang pada pada masjid Jami Bait Ur Rouf ini dirancangkan untuk menciptakan sense of high concentration, atau dengan istilah lain ke khusu’an.

Photocredit: Hasan Saifuddin Chandan

3 komentar:

  1. Wow.. keren kang.. tapi tidak dijelaskan tentang kegiatan yang memakmurkan masjidnya.. atau cukup dengan bangunan tanpa kubah yang dapat dijadikan gedung serba guna..? Haha.. penasaran..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kegiatan spesifik memang tidak dijelaskan, tapi garis besarnya kegiatan diluar ibadah sholat lima waktu, semisal pendidikan, dan kegiatan umat/jamaah lainnya. Sebenarnya masih perlu dikaji lebih dalam mekanisme hubungan disain dengan pemakmuran masjid, tapi hipotesis awal saya, setidaknya sang arsitek ingin menciptakan konektifitas antara bangunan masjid dengan masyarakat sekitarnya, menumbuhkan sense of belonging terhadap masjid di lingkungan mereka tinggal. #IMHO

      Hapus
  2. Salam buat Sang arsitek Om Tod.. #takjub ^^

    BalasHapus

Silahkan bebas berkomentar asal sopan, bukan iklan ataupun spam (spam atau iklan akan saya delete)

Creative Commons License
All posted materials by MRATODI.NET is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.