BELAJAR DARI POHON MANGGA - MRATODI

What i can share, i share

Sabtu, April 16, 2016

BELAJAR DARI POHON MANGGA

“Nak Mas lihat pohon mangga yang kemarin Nak Mas pangkas ujungnya ini……” Kata Ki Bijak sambil menunjukan pohon mangga didepan rumah.

Dengan segera Maula memperhatikan pohon yang dimaksud

“Ada apa dengan pohon mangga ini ki….?” Tanya Maula sejurus kemudian.

“Nak Mas perhatikan daun-daun pohon mangga ini, ini adalah dedaunan baru setelah Nak Mas pangkas ujungnya beberapa waktu lalu……” Kata Ki Bijak lagi

 “Iya Ki, dedaunan ini tumbuh lagi, dan justru sekarang nampak lebih rimbun dan sehat…..” Kata Maula sambil memperhatikan daun muda yang tampak tumbuh subur diantara dahan-dahan yang juga nampak bermunculan diantara batang pohon mangga.

“Nak Mas melihat ‘sesuatu’ dari tumbuhnya dedaunan dan dahan baru ini….?” Tanya Ki Bijak.

Maula diam sejenak….”Apa ya ki…?” Katanya Kemudian.

“Dalam kehidupan, kita sering kali mengalami berbagai hambatan, rintangan, atau bahkan tidak jarang kita bertemu dengan mereka yang ‘memotong’ jalan kita dengan berbagai alas an…….” Kata Ki Bijak.

“Lalu ki…?” Tanya Maula lagi.

“Lalu ketika kita tidak siap, kita sering gagap dalam ketika jalan kita terpotong dengan tiba-tiba, tidak demikian halnya dengan mereka yang siap menghadapinya….” Kata Ki Bijak.

“Ana masih belum paham benar ki…..” Kata Maula lagi.

“Begini Nak Mas, secara fitrah setiap kita ingin hidup, tumbuh dan berkembang setinggi dan sebesar mungkin, hanya kadang keinginan kita itu terbentur pada suatu hal, sehingga kita tidak bisa mencapainya, misalnya seorang karaywan tentu bercita-cita dapat menduduki posisi tertinggi ditempat mana ia bekerja, seperti menjadi seorang manager…..,

“Tapi tidak semua orang bisa tiba diposisi yang diinginkannya….,mungkin karena perusahaan tempatnya bekerja bangkrut atau karena hal lainya……; seperti pohon mangga ini, secara alamiah, pohon ini akan tumbuh keatas……” Kata Ki Bijak.

Maula kembali memperhatikan pohon mangga didepannya;

“Orang lemah, akan mengalami depresi, frustasi, stress, patah arang atau bahkan kehilangan arah ketika tujuannya tidak tercapai…., sebaliknya orang bijak dan kuat, akan seperti pohon mangga ini, ketika pucuknya ditebang, pohon ini akan tetap tumbuh dan bahkan lebih berkembang dengan dahan-dahan baru yang bermunculan setelah ujungnya dipangkas……, orang bijak dan kuat, akan dengan secara mencari dan menemukan tempat, cara dan berbagai potensi lain yang ia miliki, untuk tetap tumbuh, berkembang dan menghasilkan…….., Nak Mas mengerti yang Aki maksud…..? ” Kata Ki Bijak.

“Ana mengerti ki…, ketika kita tidak bisa menjadi manager ditempat kerja kita, kita bisa berdagang, berwiraswasta, berternak, bercocok tanam, bertani, dan masih banyak jalan untuk meneruskan dan merajut kehidupan kita, bukan begitu ki…” Kata Maula.

“Benar Nak Mas, hanya kadang cara pandang kebanyakan orang terlalu sempit, hanya tertuju pada satu jalan saja, sehingga mereka tidak dapat melihat berbagai jalan dan pintu yang Allah bentangkan didepannya…..” Kata Ki Bijak lagi, sambil mengajak Maula menuju serambi masjid lagi.

“Seperti Masjid ini Nak Mas, masjid ini memiliki banyak pintu, ada dipintu depan, pintu samping kiri dan samping kanan….., kita bisa memilih dari pintu mana kita masuk dan keluar, kita tidak perlu memaksa masuk atau keluar dari pintu yang terkunci…, karena kalaupun kita paksakan masuk atau keluar dari pintu yang terkunci, tenaga dan waktu yang kita perlukan untuk membuka pintu itu jauh lebih banyak daripada kita memilih pintu kiri atau kanan yang tidak terkunci…….” Kata Ki Bijak.

“Seperti pepatah mengatakan ‘banyak jalan menuju roma’ ya ki……” Kata Maula.

“Ya Nak Mas, banyak jalan menuju roma, banyak jalan untuk menuju kebahagian, banyak jalan untuk menjemput rezeki Allah, banyak jalan menyongsong masa depan yang lebih baik, banyak jalan menuju puncak keberhasilan…., syaratnya kita tidak boleh putus asa, tidak boleh picik, tidak boleh berkecil hati, dan satu lagi,kita harus memiliki ‘akar’ yang kuat…..” Kata Ki Bijak.

“Kita harus memiliki akar yang kuat ki….?” Tanya Maula.

“Benar Nak Mas, pohon mangga tadi, bisa tetap bertahan hidup, tumbuh, berkembang dan bahkan memiliki lebih banyak dahan dan ranting setelah ujungnya ditebang adalah karena pohon mangga itu masih memiliki akar, pohon mangga itu, niscaya akan mati dengan segera setelah ditebang, jika pohon itu tidak memiliki akar yang kuat….., dan akar yang kuat bagi kita sebagai manuasia adalah akidah yang kokoh, keyakinan yang kuat, keimanan yang teguh kepada Allah swt, kita harus beriman sepenuhnya bahwa apa yang telah, tengah dan akan terjadi pada kita, semuanya telah tertulis dalam kitab Allah….., kitapun mesti mengimani bahwa Allah tidak akan memberikan ujian yang melebihi kapasitas kemampuan kita, kita pun harus meyakini bahwa dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan…., keyakinan dan keimanan yang kokoh itulah yang akan mampu menopang kita untuk tetap bertahan hidup, tumbuh dan berkembang, meskipun kita menghadapi berbagai rintangan dan cobaan…….” Kata Ki Bijak lagi.

Maula manggut-manggut menyimak petuah gurunya;

“Nak Mas lihat gunung Ciremai itu….” Kata Ki Bijak sambil menunjuk kearah gunung Ciremai yang nampak tinggi menjulang dikejauhan.

Maula segera mengarahkan pandangannya kearah yang ditunjuk gurunya;

“Gunung itu nampak sangat tinggi dari sini, dan kalau kita hanya membayangkan ketinggiannya saja, niscaya kita akan takut…., tapi ketika kita kesana untuk mendakinya, niscaya kesulitan yang kita hadapi, jauh lebih ringan dari ketakutan yang kita bayangkan….., dan satu lagi, setinggi apapun gunung, pasti dibaliknya ada turunan yang melandai……..” papar Ki Bijak.

“Iya Ki……, kadang kita takut dengan bayang-bayang terlebih dahulu, sebelum kita tahu dan menjalani kondisi yang sebenarnya……..” Kata Maula.

“Ketakutan dan kecemasan memang bagian dari kita Nak Mas, dan sebaik-baik cara untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan itu, kita harus melihat dan menjalaninya dengan penuh keyakinan, dengan penuh kesabaran, dengan penuh kepasrahan kepada ALLAH SWT…….” Kata Ki Bijak lagi.

“Iya ki….., ana mengerti…..” Kata Maula sambil kembali memperhatikan pohon mangga didepan masjid, yang mengajarinya untuk tidak berputus asa ketika satu jalan tertutup, Maula kemudian memalingkan pandangannya pada pintu-pintu masjid yang banyak, yang mengajarinya untuk dapat memilih jalan dan pintu mana yang lebih maslahat, serta menatap gunung dikejauhan yang mengajarinya untuk tidak takut dengan ‘ketinggian’ dan rintangan….;

“Subhanallah betapa banyak ayat-Mu yang selama ini hamba abaikan ya Rabb….” Maulana berkata dalam hati.

2 komentar:

  1. Terkadang memang rintangan itu menghambat. Tapi setelah rintangan itu terlewati biasanya akan ada kejutan, hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener..rintangan itu bentuk ujian apakah kita layak dapet surprise yang setimpal apa ndak :)

      Hapus

Silahkan bebas berkomentar asal sopan, bukan iklan ataupun spam (spam atau iklan akan saya delete)

Creative Commons License
All posted materials by MRATODI.NET is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.