Kamis, 22 Juli 2010…
Part Satu…Supir Taksi
Perjalanan kami dari Surabaya ke Banjarmasin hari ini dimulai dengan sebuah kisah mengenai pengalaman kami tentang supir taksi. Saat itu kami memesan sebuah taksi dari sebuah perusahaan taksi terkenal. Kami berencana menuju ke Bandara Juanda, namun sebelum itu kami putuskan untuk singgah di rumah salah satu orang tua kami di daerah Waru. Saat taksi yang kami pesan tiba di muka rumah, tidak seperti layaknya supir-supir taksi yang pernah kami tumpangi sebelumnya, supir taksi kami kali ini agak berbeda. Kami sebagai penumpang tidak disapa dan tidak disuguhkan senyuman yang menurut saya itu sudah merupakan standar umum sebuah perusahaan jasa memperlakukan costumernya. Dalam batin saya berkata " Ini supir kok jutek sekali ya?".
Tapi saya coba untuk berpikir positif saja…Tapi kelakuannya tidak sampai disitu…Selama perjalanan sang supir mengambil rute yang menurut saya terlalu berliku-liku, padahal saya sendiri sudah hafal benar jalan menuju rumah orang tua kami tersebut.."Wah, mau ambil untung banyak nih supir" batin saya mau tidak mau jadi berpikiran negatif…
Selain itu selama dalam perjalanan, untuk standar seorang supir taksi gaya mengemudinya sudah dapat dianggap ugal-ugalan…salip sana salip sini, rem mendadak, ngebut, rem mendadak lagi..benar-benar sport jantung saya dibuatnya…Akhirnya, alhamdulillah setelah kurang lebih 1 jam diperjalanan tiba juga kami di rumah orang tua kami di Waru..saat itu jam 9:30 WIB…
Part Dua…Supir Taksi (lagi)
Penerbangan kami hari itu rencana keberangkatannya di jam 11:25 WIB.. Setelah satu setengah jam singgah di rumah orang tua kami, jam 11:00 WIB kami pun berangkat menuju Bandara Juanda Surabaya dengan menggunakan taksi yang telah kami pesan. Kebetulan perusahaan taksi yang kami gunakan sama dengan taksi yang telah kami tumpangi saat berangkat pagi tadi.
Asumsi kami jarak antara Waru-Juanda bisa ditempuh dalam waktu maksimal 15 menit dengan kecepatan tinggi. Tapi ternyata kami lagi-lagi harus bertemu supir taksi yang agak unik..Sepanjang jalan dipacunya kendaraannya maksimal 50 km/jam..Ditambah sang supir yang terlalu doyan ngobrol, tidak paham kalo penumpangnya kali ini lagi deg-degan berpacu dengan waktu, takut tertinggal penerbangan…
"Pak, kebut pak..nanti kita delay nih"..pinta adik saya kepada sang supir..tapi dengan entengnya beliau menjawab.."ini juga lagi di gas pelan-pelan mbak"…Dezig….santai benar ini supir…
Alhasil, saat kita sampai di Bandara, nomor penerbangan kami telah dipanggil untuk segera naik ke pesawat..tergopoh-gopohlah kami untuk check in… Ada-ada saja….
Part Tiga… (Masih) Supir Taksi (lagi)…
Jam 13:30 waktu setempat pesawat kami mendarat di Bandara Syamsudi Noor Banjarmasin..
Alhamdulillah kami tiba dengan selamat walaupun kondisi saat pendaratan dalam keadaan hujan deras…Singkat cerita setelah menunggu bagasi, kamipun bergegas menuju loket pelayanan taksi.
Di Bandara ini, prosedur pemesanannya kurang lebih sama prosedur pemesanan taksi saat tiba di bandara Juanda Surabaya. Tapi jika menyangkut perihal kualitas pelayanan, jauh sekali dibawah pelayanan taksi surabaya…Kenapa saya bisa katakan demikian?? Pasti ada alasannya… Saat kami memesan taksi untuk tujuan Banjarbaru, petugas loketpun menginformasikan tarif yang harus kami bayar untuk tujuan tersebut. Namun hal yang menurut saya tidak lazim terucap dari seorang supir taksi yang ditugaskan mengantar kami saat itu.."Nanti dulu ya pak, tunggu hujannya reda dahulu..soalnya parkir mobilnya jauh.."..Ya ampun, kami bertiga Cuma bisa geleng-geleng kepala mendengar penuturan sang supir….
"Pengoler benar nah" begitu batin kami..(pengoler dalam bahasa indonesia berarti pemalas).
Kamipun memutuskan membatalkan menggunakan jasa taksi yang tidak profesional tersebut. Alih-alih kami memutuskan untuk menggunakan jasa taksi non-bandara yang ada disekitar bandara. Melihat calon penumpangnya pergi, sang supir taksi "pengoler" tadi bergegas menyusul kami, tidak ingin kehilangan penumpangnya…"Mas, iya deh kita berangkat sekarang, tidak perlu menunggu hujan reda..mari kita jalan ke tempat parkir mobil saya" begitu ujarnya kepada kami..
"Apa-apaan nih?" hati saya berkata..kami sudah lelah menempuh perjalanan jauh, harus ditambah pula berjalan ke area parkir terbuka di tengah hujan deras?? Kenapa tidak mobilnya saja yang menjemput kami sebagai penumpang di depan area kedatangan? Memang benar-benar pemalas….Kamipun tetap menolak tawaran supir pemalas tersebut…Tidak berapa lama, syukurlah kami mendapatkan tumpangan taksi yang lain yang siap mengantar kami pulang…untuk supir yang terakhir mengantar kami ini, aman-aman saja fren..
Part Empat. Akhirnya tiba di rumah juga
Alhamdulillah, sampai juga di rumah tercinta, menemui putra kami tercinta…tapi kenapa leher kamu bengkak nak?? Ah..ternyata hanif sedang sakit…ok jika begitu, besok kita ke dokter ya nif…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan bebas berkomentar asal sopan, bukan iklan ataupun spam (spam atau iklan akan saya delete)