Anak dan Kebiasaan Mengantri - MRATODI

What i can share, i share

Rabu, Agustus 14, 2013

Anak dan Kebiasaan Mengantri

Setuju atau tidak, mungkin di jaman sekarang masyarakat sedang mengalami apa yang dinamakan Krisis Moral...ya ga sih?? Bicara tentang moral maka sebagian besar dari kita setuju bahwa pendidikan moral harus diberikan sejak dari dini kepada para anak anak kita. Terus sulitkah mengajarkan moral kepada mereka? Bagaimana caranya menjadikan anak anak kita manusia bermoral, berbudaya dan kreatif ??  Jawabannya sederhana saja dan mungkin agak "nyeleneh"... 

Ajarkan saja anak2 kita tentang  "antrian"... Lho kok bisa???  Seorang guru di Australia pernah berkata: 
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika... kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”
Sewaktu ditanya alasannya kenapa bisa seperti itu, seperti inilah kira kira jawabannya
  1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri
  2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
  3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

  "Banyak sekali pelajaran berharga dibalik kebiasaan Mengantri" lanjut sang guru lagi...
  • Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
  • Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
  • Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
  • Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
  • Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
  • Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
  • Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
  • Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
  • Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
  • Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
  • Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
  • Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain
Dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya. Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta. Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.
  • Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”
  • Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
  • Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.
  • Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.
Dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga.?
Ah sayang sekali ya.... padahal disana juga banyak pengunjung lain, bahkan orang asing.. Entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?. Sayang sekali jika orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.
Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral. ? Seperti apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini ?

Postingan ini bersumber dari status FB bapak Adang Bachtiar Kantaatmadja di grup Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
sumber gambar disini

6 komentar:

  1. Super sekali Kang..
    Alhamdulillah, kebiasaan mengantri sudah saya terapkan sejak kecil, awalnya sih agak susah, tapi sekarang ya enjoy aja.

    BalasHapus
  2. Setuju mas...
    Tapi ngajarin anak-anak buat mengantri itu juga sekarang susahnya minta ampun...
    *miris

    BalasHapus
  3. @Insan Robbani emang yang namanya berproses itu sulit diawal ya kang..kalo sudah dijalani jadi terbiasa

    BalasHapus
  4. @chici mengajrinya mungkin jangan pake lisan saja, tapi pake tindakan alias yang dewasa jadi contoh..thats far much better :)

    BalasHapus
  5. hehe, ide mengantri jadi bisa masukan buat orang tua, dan sebagian lainnya juga tersindir..

    BalasHapus
  6. setuju...
    ngarahin anak harus halus dan tegas, jangan pake kekerasan dan terlalu tegas
    memberikan hadiah untuk anak akan menabah dekat dengan kita
    seperti membari Tas Khusus Jalan-jalan yang dia suka

    BalasHapus

Silahkan bebas berkomentar asal sopan, bukan iklan ataupun spam (spam atau iklan akan saya delete)

Creative Commons License
All posted materials by MRATODI.NET is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.