MRATODI

MRATODI

What i can share, i share

Breaking

Senin, Agustus 12, 2024

Dilema Penulis: Ketika Nama di Sampul Buku Jadi Barang Mewah

Senin, Agustus 12, 2024 0
Dilema Penulis: Ketika Nama di Sampul Buku Jadi Barang Mewah


Sebagai penulis di era global, menerbitkan buku bukan hanya tentang menuangkan ide ke kertas, tapi juga navigasi dalam dunia penerbitan internasional dan nasional. Pengalaman terbaru saya dengan sebuah penerbit internasional membuat saya mempertanyakan praktik industri ini secara luas.

Berawal dari sebuah email dari penerbit luar negeri. Mereka setuju menerbitkan buku saya, bahkan mengizinkan penulis pendamping. Namun, ada syarat yang mengejutkan: untuk mencantumkan lebih dari dua penulis di sampul, saya harus memilih paket "Standard" seharga 599 euro. Alasannya? Pembuatan sampul "kustom".

Situasi ini memunculkan beberapa pertanyaan penting:

  1. Standar Global vs Lokal: Apakah praktik ini umum di kalangan penerbit internasional? Bagaimana dengan penerbit nasional di Indonesia? Adakah perbedaan signifikan dalam kebijakan mereka?
  2. Nilai Kolaborasi Lintas Negara: Dalam era kolaborasi global, bukankah seharusnya penerbit lebih akomodatif terhadap karya multi-penulis dari berbagai negara?
  3. Tantangan Penulis Negara Berkembang: Bagaimana dampak kebijakan seperti ini terhadap penulis dari negara berkembang yang ingin go international?
  4. Etika Penerbitan Universal: Haruskah ada standar etika universal dalam industri penerbitan, terlepas dari negara asal penerbit?
  5. Negosiasi Lintas Budaya: Sebagai penulis, bagaimana kita bisa efektif menegosiasikan hal-hal seperti ini dengan penerbit internasional, mengingat adanya perbedaan budaya bisnis?
  6. Alternatif Penerbitan: Apakah penerbit nasional menawarkan opsi yang lebih fleksibel? Atau haruskah kita mempertimbangkan self-publishing sebagai alternatif?

Saya memutuskan untuk menyuarakan keberatan saya kepada penerbit tersebut. Namun, pengalaman ini membuat saya berpikir lebih luas: bagaimana praktik ini mempengaruhi penulis dari berbagai belahan dunia?

Sebagai penulis Indonesia yang bercita-cita go international, kita perlu memahami landscape penerbitan global. Namun, kita juga harus kritis terhadap praktik-praktik yang mungkin merugikan atau membatasi kreativitas dan kolaborasi.

Saya mengajak rekan-rekan penulis untuk berbagi pengalaman mereka. Bagaimana pengalaman Anda dengan penerbit nasional? Atau jika Anda pernah berurusan dengan penerbit internasional, tantangan apa yang Anda hadapi?

Mari kita buka diskusi ini. Dengan berbagi cerita dan wawasan, kita bisa bersama-sama mencari solusi dan mungkin bahkan mendorong perubahan dalam industri penerbitan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Minggu, Juli 14, 2024

Strategi Menyusun Abstrak Jurnal Ilmiah yang Memikat Editor

Minggu, Juli 14, 2024 0
Strategi Menyusun Abstrak Jurnal Ilmiah yang Memikat Editor
Image by Pressphoto on Freepik
                                                           Image by Pressphoto on Freepik

Halo para calon ilmuwan muda! Lagi pusing mikirin cara bikin abstrak jurnal yang bisa bikin editor langsung jatuh hati? Tenang, gak usah galau. Nih, ada tips seru buat lo yang pengen abstraknya dilirik editor. Yuk, simak cara bikin abstrak yang nendang!

  1. Bikin Kalimat Pembuka yang Ngena Kalimat pertama itu krusial banget. Bikin yang catchy, yang bikin editor langsung mikir "Wah, ini menarik nih!". Bisa pake fakta mengejutkan atau pertanyaan yang bikin penasaran.
  2. Jelasin Masalahnya dengan Singkat, Padat, Jelas Langsung aja to the point. Jelasin masalah penelitian lo dengan bahasa yang gampang dicerna. Inget, editor baca ratusan abstrak, jadi bikin yang gampang dipahami.
  3. Tunjukkin Gimana Lo Nyelesein Masalahnya Ceritain metode penelitian lo, tapi jangan kebanyakan detail teknis. Kasih tau aja poin pentingnya, yang bikin penelitian lo beda dari yang lain.
  4. Bocorin Hasil Penelitian yang Wow Ini bagian yang ditunggu-tunggu editor nih. Kasih tau hasil penelitian lo yang paling keren. Tapi inget, jangan lebay. Tetep realistis dan didukung data.
  5. Jelasin "So What?"-nya Nah, ini yang sering dilupain. Kasih tau kenapa hasil penelitian lo penting. Apa dampaknya buat dunia nyata atau buat perkembangan ilmu?
  6. Pilih Kata Kunci yang Jitu Pilih kata kunci yang tepat sasaran. Ini penting buat SEO jurnal lo. Pikirin, kata apa yang bakal dicari sama orang yang tertarik sama topik lo?
  7. Keep It Short and Sweet Inget, abstrak itu bukan cerpen. Biasanya panjangnya cuma 200-300 kata. Jadi, every word counts. Pilih kata-kata yang efektif dan hindari yang bertele-tele.
  8. Cek Lagi, dan Lagi Sebelum submit, cek lagi abstrak lo. Typo dikit aja bisa bikin first impression jadi jelek. Minta tolong temen atau dosen buat baca juga, siapa tau ada yang kelewat.
  9. Ikutin Aturan Jurnalnya Tiap jurnal punya aturan sendiri soal format abstrak. Ada yang minta struktur tertentu, ada yang bebas. Pastiin lo udah baca guide for authors-nya.
  10. Jangan Lupa Sentuhan Personal Kasih sentuhan unik yang ngebedain penelitian lo. Mungkin dari cara lo ngambil data atau sudut pandang baru yang lo pake. Ini bisa bikin abstrak lo stand out.
  11. Hindari Jargon yang Rumit Inget, gak semua editor ahli di bidang spesifik lo. Jadi, hindari istilah teknis yang terlalu rumit. Kalo terpaksa pake, jelasin dikit.
  12. Tutup dengan Strong Ending Akhiri abstrak dengan kalimat yang bikin orang pengen baca full paper lo. Bisa berupa implikasi penelitian atau ajakan untuk penelitian lanjutan.

Nah, itu dia tips bikin abstrak yang bisa bikin editor kesengsem. Inget ya, abstrak itu kayak trailer film. Kalo trailernya menarik, pasti orang pengen nonton filmnya. Sama kayak abstrak, kalo menarik, editor pasti pengen baca full paper lo!

Gimana? Ada yang masih bingung atau mau nanya lebih detail soal bikin abstrak yang yahud?

Creative Commons License
All posted materials by MRATODI.NET is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.